JUICE CUBES Game Jus Buah Penantang Permen
Setelah Candy Crush Saga berhasil jadi game fenomenal, nggak perlu waktu lama menunggu munculnya game sejenis baik dari genre dan gameplay-nya maupun cuma numpang keren dengan memakai kata Candy atau Saga di judulnya. Nah, rupanya bukan cuma developer "odong-odong" yang manfaatin momen ini karena yang sekelas Rovio pun ikut-ikutan demam Candy Crush.
Rovio Stars bekerjasama dengan Pocket Playlab (pembuat game serupa dengan judul LostCubes) menghadirkan game mencocokan-tiga-serupa yang dinamai Juice Cubes yang kalau diperhatiin sih memang mirip dengan Candy Crush Saga. Ada sih perbedaannya seperti pemakaian buah daripada permen, cara mencocokan dengan menggambar garis dan jenis power-up yang tergantung dari arah garis yang dibuat.
Secara tampilan, Juice Cubes cukup menarik. Fresh dengan animasi yang ceria. Tata suaranya pun lebih enak didengar dari Candy Crush. Namun jujur saja, saya lebih merasa kalau Candy Crush lebih menarik dari Juice Cubes.
Dari sekitar 30-an stage yang sudah saya mainkan, Juice Cubes lebih terasa repetitif, mudah dan kurang Secara umum, cara bermainnya masih mengikuti gaya game karting lainnya. Kita bisa memilih mobil, karakter, track dan juga jenis balapan untuk selanjutnya beradu kencang. Tak ada mode multiplayer untuk saat ini yang juga sangat disayangkan karena multiplayer adalah kekuatan dari game seperti ini. Untuk grafisnya sih cukup menarik dengan menampilkan dunia Angry Birds yang ceria.
Yang banyak dijadikan catatan dalam game ini adalah sistem IAP yang sangat agresif. Malah bisa jadi game ini menerapkan IAP paling agresif dari yang lainnya (termasuk Real Racing 3). Seperti biasa, ada mata uang dalam game untuk pembelian berbagai prentilan yang bikin game makin lengkap dan mudah dimainkan. Di luar itu ternyata kita juga harus menunggu 30 menit karena burung-burung ini akan kelelahan setelah balapan lima kali. Kalau malas nunggu, bisa ganti burung lainnya atau bayar dengan uang betulan.
Ada juga "pemaksaan" agar kita membeli Telepod (mainan fisik yang bisa dimainkan dengan game) untuk membuka item tertentu, termasuk mode Jenga yang sebenarnya sama saja tapi hanya bisa dimainkan menggunakan Telepod atau bayar dengan uang betulan (lagi). Untuk mobil-mobil khusus, selain dengan Telepod kita bisa membelinya juga dengan... (ya..betul) uang betulan.
Yang paling menyesakkan dada (puih!) adalah kenyataan bahwa game ini dipenuhi iklan dalam bentuk apapun bahkan dalam bentuk sponsor power-up. Trus adanya upaya Rovio untuk mengeruk dompet kita lewat boss battle yang terlalu rumit hingga akhirnya kita terpaksa beli power-up dan upaya mengarahkan kita untuk membeli soundtrack di menu utama (ya ampuuun).
Dengan berbagai upaya "aneh" ini banyak yang kecewa pada Rovio. Banyak juga yang heran kenapa Rovio berani mempertaruhkan reputasinya selama ini dengan akal-akalan yang luar biasa. Bahkan saking luar biasanya, ada juga yang curiga kalau jangan-jangan game ini memang dijadikan kelinci percobaan untuk mengetahui penerimaan dan konsumsi gamer akan IAP dalam sebuah game. Apapun itu, jelas bukan alasan yang kuat karena masih banyak game kart racing lainnya yang lebih bagus dari ini.
- JUICE CUBES
- Genre: Puzzle Platform: iOS, Android
- FREE (AppStore, Google Play)
https://play.google.com/store/apps/details?id=ppl.unity.JuiceCubesBeta&hl=en
Man Of Steel Awal Mula Sang Manusia Baja
Setelah berhasil memanusiakan Batman dengan begitu cemerlangnya dalam trilogi The Dark Knight (2005-2012), Christoper Nolan kembali dipercaya mengerjakan film superhero DC dalam sebuah film reboot dari karakter Superman. Film Man of
Steel memang bisa juga dijuluki Superman Begins karena menceritakan asal mula dari pahlawan super terkuat dari DC ini. Keberadaan Nolan jelas menimbulkan ekspektasi besar bagi banyak orang yang menyukai apa yang diperbuatnya dengan trilogi The Dark Knight dan menghasilkan banyak pertanyaan tentang bagaimana dia akan mengubah Superman.
Seperti biasa, Nolan bekerjasama dengan David S. Goyer untuk meramu ulang Superman sekaligus membuat naskahnya. Untuk sutradara, Nolan mempercayakannya pada Zack Snyder. Sebagai sebuah film reboot, Nolan memang mengubah ulang keseluruhan cerita namun masih menyisakan beberapa kesamaan dengan cerita originalnya.
Film ini diawali dengan menceritakan planet Krypton yang sedang di ambang kehancuran serta pertentangan prinsip antara Jor-EI dan Zod tentang bagaimana mereka akan membawa masa depan Krypton. Jor-EI yang sejak awal tak setuju dengan Zod ternyata memiliki rencana sendiri untuk meletakkan masa depan Krypton di pundak anaknya yang baru lahir. Sebagai upaya terakhir Jor-EI dan istrinya Lara mengirimkan anak mereka ke planet yang jauh lebih inferior dari Krypton dengan harapan suatu saat anak yang dinamai Kal-EI akan menjadi jembatan penghubung dua dunia ini.
Kapsul berisi bayi tersebut jatuh di sebuah peternakan di kota kecil Smallville dan ditemukan oleh keluarga petani Jonathan dan Martha Kent. Mereka pun memelihara Kal-EI, memberinya nama Clark Kent dan mendidiknya seperti anaknya sendiri. Flashback tentang bagaimana Kal-EI/ Clark Kent melewati masa kecilnya dan bagaimana papa Kent menuntun Clark dalam pencarian jati dirinya menjadi potongan-potongan kisah yang diramu Nolan untuk menuntun penonton.
Pertengahan cerita juga dipenuhi oleh berbagai plot yang jadi terkesan terburu-buru. Menceritakan apa yang dilakukan Clark Kent untuk mengetahui jawaban atas rahasia besarnya, flashback masa kecil Clark, pencarian berita oleh Lois Lane, dan berhasilnya Zod mengendus keberadaan Kal-EI disajikan dengan kurang rapi. Nolan pun mengubah alur originalnya dengan mempertemukan dua karakter utama di cerita ini yaitu Clark dan Lois dalam situasi yang berbeda. Mereka bukan bertemu di Daily Planet dan Clark bukanlah seorang wartawan yang menyamar. Sebuah reka ulang yang sangat saya sayangkan karena momen-momen mereka berdua di Daily Planet-lah yang selalu menjadi bumbu ajaib di cerita Superman baik komik maupun film.
Yang pantas diacungi jempol adalah akting para pemainnya, terutama Henry Cavill yang mampu melepaskan diri dari bayang-bayang Christopher Reeve dan berhasil menampilkan karakter Clark dan Superman dengan sangat pas. Menemani Cavill di deretan pemain adalah Amy Adams (Lois Lane), Russel Crowe (Jor-EI), Ayelet Zurer (Lara Lor-Van), Michael Shannon (General Zod), Kevin Costner (Papa Kent) dan Diana Lane (Mama Kent). Hampir semua pemain mampu menghayati perannya dengan baik dan membuat film ini lumayan kuat di divisi akting.
Namun seperti semua film action bertema super hero, aksi laga dan spesial I- efek lah yang pasti mendapat sorotan t utama. Untungnya Nolan dan timnya berhasil mengemas Man of Steel dengan aksi pertarungan Superman-Jendral Zod yang lumayan sengit. Efek khusus yang disajikan juga mampu membuat penonton betah.
Dibandingkan Batman Begins, Nolan memang belum cukup sukses mengemas sisi manusiawi (atau alieni) dari Superman dan sedikit banyak ini disebabkan Zack Snyder yang kurang mampu mengarahkan alur film. Snyder ingin berbicara terlalu banyak namun kurang mampu mengeksekusinya sehingga jadi sia-sia. Kalau saja Nolan yang mengarahkannya sendiri atau mungkin Sam Raimi yang luar biasa sukses dengan Spider-Man dan Spider-Man 2, mungkin kesannya akan jadi berbeda. Parabon Sellular
- MAN OF STEEL (US VERSION)
- Genre: Action. Superhero Format:DVD (US Version)
- RP 139.000
https://man-of-steel.en.uptodown.com/android/download